Senin, 08 Februari 2016

Kentrung

DUA pengamen beraksi di saat Imlek, pagi ini. Bukan ber-barongsai,
tapi berkoploria. Hal lumrah, walau saya kurang suka. Dan tarafnya akan
meningkat menjadi sangat tidak suka bila syairnya 'saru'.

Saya lalu ingat zaman kecil dulu, di kampung. Saat masih acap ditemui
pengamen yang sama sekali beda dengan kasunyatan sekarang.
Biasanya mereka mengamen secara duo, biasanya salah satu atau
dua-duanya berkacamata hitam,
karena memang tuna netra.
Mereka memainkan rebana dengan lagu-lagu bersyair seperti pantun. Berisi petuah
atau kisah-kisah para orang suci. Tentu saja, sebagai hiburan, sesekali mereka
menyusupkan pantun lucu sebagai penyegar.

Itu, kami menyebutkan kentrung. Sebuah seni yang entah pergi kemana kini. ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar